Skip to content

BRAND PARTNER

Brand yang focus pada pembuatan kerajinan dan perabotan rumah tangga dengan mengawetkan bahan utama, yaitu bamboo. Produk Bambubuku bersifat minimalis, dinamis dan tentunya fungsional. Proses pengawetan yang tepat menghasilkan produk Bambubuku yang bebas hama kumbang bubuk

Brand yang diprakarsai Atinna Rizqiana dan focus pada pembuatan pakaian dan tas wanita dengan memanfaatkan pewarna alam dari kulit kayu tingi, buah jolawe, secang, dan tanaman tegeran. Bahan kain yang dipilih pun berkualitas dan sesuai dengan penggunaan di lingkungan yang cenderung hangat (tropis)

ARMEP’s Product merupakan brand untuk produk-produk yang dibuat ARMEP Store. Bekerja sama dengan pengrajin dan produsen brand lokal, ARMEP Store menghadirkan produk-produk unik sesuai dengan slogannya yaitu art taste, limited dan precise. Beberapa produk yang telah ARMEP Store buat yaitu masker, scarf, dan tas.

Bressele merupakan brand lokal asal Cimahi, Jawa Barat milik Adinda Rizki yang memproduksi aksesoris berupa gelang dan kalung secara handmade. Semua aksesoris dari Bressele dibuat dari material manik-manik dan batu alam yang berkualitas dengan desain yang modis serta harga yang terjangkau.

150CM adalah sebuah merchandise lokal resmi untuk Intellectual Property (IP) dari Meowme. Meowme adalah desain visual yang terinspirasi oleh tiga ekor kucing yang menggemaskan peliharaan sang founder dari merk dagang ini sendiri. Ketiga ekon bola bulu ini kemudian dibuat menjadi animasi oleh pemeliharanya. Lalu animasi tersebut didaftarkan secara resmi dan prosedural kepada Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

Somah Wooden Cutlery menghadirkan solusi untuk kebutuhan akan peralatan makan ramah lingkungan, khususnya sendok. Produk-produknya dibentuk tanpa mesin, serta dilapisi beeswax dan minyak kelapa. Sehingga aman saat digunakan untuk mengkonsumsi makanan atau minuman apapun oleh segala usia. Somah Wooden Cutlery mengangkat konsep ramah lingkungan dan limbah nol.

Morisdiak adalah salah satu brand yang focus pada ragam produk dengan mengkombinasikan bahan tenun tangan asli karya penenun perempuan di NTT. Misi dari Morisdiak adalah memperkenalkan kekayaan budaya berupa tenun melalui produk fashion dan craft. Seperti tas dan aksesoris. Morisdiak berarti ‘hari baik’ dalam bahasa Nusa Tenggara Timur.

Tangan Kanan merupakan brand lokal yang berorientasi pada produk embroidery (sulam tangan) yang dituangkan dalam berbagai produk fungsional. Diantaranya Hoop Art, T-shirt, Bucket Hat, Pembatas Buku, dan berbagai produk lain. Tangan Kanan bangga mempersembahkan desain dan detail sulaman yang unik, lucu, serta autentik, yang memberikan nilai dan makna untuk pemiliknya. Tangan Kanan menghadirkan cinta di setiap sulaman dan membagikannya kepada para pemilik produk Tangan Kanan.

Vanilla Leather berdiri sejak bulan Mei tahun 2013 di Yogyakarta. Bermula dari UMKM, Vanilla Leather menjadi brand fashion lokal dengan material kulit sapi lokal terbaik. Produk Vanilla Leather berupa tas wanita, tas pria, dompet serta aksesoris yang dikerjakan secara homemade.

Nama ini memang mengecoh. Anting. Meski produknya tak hanya berupa anting, tetapi juga kalung. Namun, Anting juga berencana merambah ke jenis perhiasan lainnya. Dirintis oleh Imelda Sunu Kristanti, dan hanya berawal dari keinginannya memberi kado untuk keponakannya. Bahan baku utamanya adalah air dry clay yang bisa kering hanya dengan diangin-anginkan.

Gunagoni dimulai pada tujuh tahun silam, dengan niat dan keinginan Bimo, sang founder, untuk membagi-bagikan hasil karyanya. Tujuannya tak lain adalah berbagi serta memunculkan kesadaran kolektif akan manfaat menggunakan Kembali (reuse). Berjualan awal dilakukan Gunagoni di pasar komunitas sekitaran Yogyakarta, mengingat produk dalam jumlah terbatas dan lingkup pasar tersebut sendiri terbilang kecil.

Doka, atau Dolanan Kaleng, berawal dari kepedulian Rivan, sang kreator, akan lingkungan hidup, dengan meminimalkan sampah. Desainer pada salah satu perusahaan advertising production di Yogyakarta ini, mengkreasikan calon sampah berupa kaleng bekas minuman ringan yang banyak ditinggal anak-anak muda di atas meja, selepas nongkrong.

Brand yang bergerak di bidang art merchandise. Memperlihatkan produk karya seni yang eksklusif, dengan tujuan agar orang lain dapat menikmati produk seni dari segi keindahan dan kegunaan.

Vivees. Nama unik bagi brand etnik yang dibuat pada tahun 2010 oleh Edwin Oktida dan Hariz Hadi. Saat itu, Vivees dibuat dengan beberapa pilihan tema menarik yang wearable dan eye catching, dengan memaksimalkan aneka Wastra Nusantara, yang saat itu mulai digemari. Dari sekian banyak tema koleksi yang dibuat, rata-rata terjual sold out.

Dari tangan Citra Ardianti, brand Citcitchuite lahir dari kegemarannya membuat segala sesuatu dengan benang. Citcitchuite memadukan berbagai produk hasil sulam, rajut, tenun, jahit, bordir, dan makrame. Dengan slogan “Apa kamu mau, akan saya bikinkan”, Citcitchuite menghadirkan produk-produk bertema bohemian yang unik dan berjiwa bebas.

Produk lokal Yogyakarta, yang mendukung Gerakan zero waste product. Selain itu, Kama juga ingin memperkenalkan produk yang khas dengan sentuhan kain nusantara. Melalui produk ini, Kama mengajak seluruh kalangan dari anak-anak hingga dewasa untuk selalu menggunakan produk yang berbalut dengan unsur kain nusantara.

Brand fashion ecoprint yang memproduksi produk ready to wear, dengan konsep ramah lingkungan dan secara berkelanjutan. Memperkenalkan upaya-upaya menjaga alam dengan pakaian yang kita gunakan. Estetik Batik mengelola proses produksi dari awal sampai akhir dengan konsep zero waste. Mulai dari penanaman tumbuhan bahan ecoprint, pemanfaatan bahan sekitar untuk pewarna alam, pengolahan limbah sisa ecoprint menjadi kompos, produksi pakaian sampai pemanfaatan perca sisa produksi yang difungsikan menjadi produk pakaian anak dan aksesoris.

Berawal dari keinginan si pemilik mempunyai topi, lalu dicobalah membuatnya sendiri. Dari hasil pembuatan pertama yang cukup memuaskan, beberapa teman minta dibuatkan juga. Kemudian usaha berkembang dan tidak hanya membuat topi, tetapi ada anting-anting, holder cups, dan pembatas buku.

Knot and Hitch bergerak di bidang crafting, khususnya kesenian makrame. Dibuat oleh Mutya Paramitha, Knot and Hitch memproduksi beberapa jenis produk seperti wall hanging, bag chain, pouch, straps, dan wristlets. Semua produk tersebut dikerjakan secara manual dan dijual dengan harga terjangkau.

Kamarati Jewelry merupakan brand lokal asal Solo yang dimiliki oleh Agnes Palupi. Nama Kamarati Jewelry terinspirasi dari Dewi Kamaratih, seorang tokoh dalam cerita wayang Jawa. Dalam KBBI, “kama” berarti asmara atau kasih sedangkan “rati” dalam bahasa Jawa berarti kesenangan atau kegembiraan. Kamarati Jewelry mengusung tema zero waste dan story telling. Di tangan Agnes, kain perca batik dan tie dye serta foil pembungkus coklat disulap menjadi pendant kalung dan gelang. Untuk menambah keindahan, Kamarati Jewelry juga menggunakan material berupa manik-manik dan batu pecah aneka warna.

Dari tangan Maestri Sapuri, Miwiti lahir sebagai merk lokal dari Yogyakarta dengan produk aksesooris yang terbuat dari manik- manik dan batu alam. Nama Miwiti diambuil dari bahasa sansekerta yang berarti memulai. Semua produk Miwiti, seperti gelang dan tali masker adalah buatan tangan dengan warna-warna yang menarik

Latenight Creation dirintis pada bulan April 2021 oleh Salwa Yunaika, berbekal kecintaan dan keahliannya di bidang crafting dan lukis. Dari sanalah, kemudian lahir berbagai macam aksesoris handmade seperti kalung, gelang, dan anting-anting dengan desain yang unik. Produk aksesoris Latenight Creation dibuat dengan material clay dan dihias lukisan tangan asli. Beberapa lukisan pada produk anting-antingnya merupakan adaptasi dari karya pelukis dunia seperti Vincent van Gogh dan Alexandre Cabanel. Latenight Creation juga menerima permintaan custom design.

Pagipuan lahir dari hobi sang owner, Jannah, yang mencintai kerajinan rajut dan sulam. Brand asal Yogyakarta ini kemudian mengembangkannya dalam berbagai produk seperti tas, dompet, cardholder, pembatas buku, dan gantungan kunci. Nama Pagipuan dipilih berkaitan dengan sapaan “semangat pagi”. Harapannya, sang penjual dan pembeli produk akan terus memiliki semangat seperti di saat membuka mata di pagi hari.

Mintun HOH merupakan brand lokal milik Evi Pepi dari Yogyakarta. Saat ini, Mintun HOH fokus pada pembuatan dompet dan tas yang dilukis secara manual. Nama Mintun HOH berasal dari kata “mintun” yang diambil dari frasa Jawa yakni Mimi lan Mintuno, yang berarti penuh kasih. Kata “mintun” juga menjadi doa bagi sang pemilik agar terus merajut kasih seiring dengan mengolah karya. Sementara itu, HOH merupakan kependekan dari House of Handmade karena seluruh produknya adalah buatan tangan.

Saka Alam Batik merupakan brand asal Klaten milik Rd. Yudha yang memiliki misi kuat untuk melestarikan proses pewarnaan alami khas Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Melalui Saka Alam Batik, Yudha juga berusaha untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui pembuatan batik cap dan tulis dengan desain yang unik dan eksklusif. Salah satu produk Saka Alam Batik adalah kain sarung batik dengan pewarnaan alami dari tumbuhan.

Gajah Bercerita dibuat oleh Angka, sebuah brand yang fokus pada produk fashion berbahan dasar kain nusantara yaitu tenun, batik, dan songket. Selain limited, jenis kain yang digunakan 100% handmade dari para pengrajin di daerah. Dalam setiap pembuatan produknya, Gajah Bercerita juga melibatkan penjahit disabilitas. Gajah Bercerita membuktikan bahwa dengan segala kekurangannya, seseorang bisa menyulap sesuatu menjadi produk yang bernilai.

Silly bermula dari keisengan sang owner, Dewi Arnis, yang senang membuat aksesoris khusus perempuan dengan warna-warna cerah dan ceria. Hobi tersebut ditekuni oleh Dewi sejak duduk di bangku SMA. Menggunakan kain tenun dan perca sebagai bahan baku utama, produk-produk Silly meliputi strap mask, gelang, kalung, dan cincin. Brand ini memiliki banyak penggemar sehingga selalu sold out.

Silly bermula dari keisengan sang owner, Dewi Arnis, yang senang membuat aksesoris khusus perempuan dengan warna-warna cerah dan ceria. Hobi tersebut ditekuni oleh Dewi sejak duduk di bangku SMA. Menggunakan kain tenun dan perca sebagai bahan baku utama, produk-produk Silly meliputi strap mask, gelang, kalung, dan cincin. Brand ini memiliki banyak penggemar sehingga selalu sold out.

Sebuah studio atau laboratorium yang berfokus pada waste upcycle. Studio ini merupakan ruang pengembangan brandnya saat ini dan juga ruang eksplorasi pengolahan limbah plastik. MENH membuka peluang kolaborasi & jejaring kerja untuk dapat saling meningkatkan keberadaan entitasnya masing-masing.

Oline Co. sebuah brand yang fokus pada produk jenis ecoprint dalam berbagai bentuk, baik home textile dan fashion. Produk ini adalah produk yang ramah lingkungan karena menggunakan pewarnaan dari bahan-bahan alam. Spirit dari hadirnya Online Co. adalah sebuah usaha dengan konsep social entreprise di mana dalam proses kerjanya melibatkan para wanita di pedesaan sebagai pengrajin. Nama brand Oline Co merupakan abreviasi dari Caroline; pendiri usaha ini. Caroline bermakna wanita yang kuat yang artinya usaha ini dijalankan oleh kekuatan para wanita, baik pendiri, pekerja manajemen, dan pengrajinnya.

Brand Malobab berdiri sejak November 2022. Nama brand Malobab sendiri adalah gabungan nama dari pemiliknya, yaitu Mala dan akhir suku kata sebuah pohon, yaitu Baobab. Pohon ini mempunyai bentuk yang unik dan memiliki banyak manfaat bagi makhluk hidup di sekitarnya. Saat ini, Malobab menghadirkan berbagai bentuk varian tas dengan 2 bahan dasar, yaitu bahan benang kaos yang dibuat dengan teknik rajut dan cotton rope yang dibuat dengan teknik anyam tangan (makrame).

Load More

Back to top

© ARMEP 2020 Alright reserved

Chat Us